Dampaknya Terhadap Kesehatan Oleh: Aspan Effendy
(Disusun dari berbagai sumber untuk Tugas Mata Kuliah Tekinfokom Pendidikan Program Pascasarjana Kependidikan Universitas Mulawarman Samarinda Tahun 2008)
Dosen Pembimbing: Ir. Mohamad Adriyanto, MSM
Di negara kita sudah beredar bermacam-macam merek penyedap masakan. Ada Ajinomoto, buatan Jepang, Miwon dari Korea, Vetsin keluaran Taiwan, Sasa yang datangnya dari Hongkong dan beberapa merek lagi yang kesemuanya ada 9 merek. Tapi di masyarakt kita sering disebut Vetsin saja.
Kesemuanya mempunyai komposisi yang sama yaitu: Mono Sodium Glutamat (MSG) yang rumus kimianya HCOCCH (HN2) 2 COO-NA hasil campuran asam glutamat dan natrium Hidroksid. (yang seterusnya penyedap masakan itu istilahnya disebut MSG).
Bahan yang paling penting untuk membuat MSG yaitu asam glutamat yang berupa asam amino yang ada pada tumbuhan, hewan, minyak bumi dan pada tubuh manusia. Pernah diberitakan bahwa asam glutamat itu dibuatnya dari otak babi. Hal ini sukar untuk dipercaya sebab tidak ekonomis, susah untuk membuatnya dan lagi asam glutamat yang ada di dalam otak babi itu hanya berkadar 0,01%.
Di negara kita, pabrik MSG membuat asam glutamat itu dari Melase (gula tetes), sisa gula tebu yang sudah tidak bisa menjadi kristal. Di negara yang tidak mempunyai tebu, asam glutamat itu dibuatnya dari ganggang, gula bit, gandum, kedelai, tapioka, minyak bumi atau sengaja membuatnya secara sintetis. Pembuatannya itu memerlukan teknologi tinggi serta modal yang tidak sedikit.
1. MSG dan Kesehatan
Orang Jepang menggunakan MSG dari tahun 1920, oleh sebab MSG sudah merebak ke seluruh dunia.
SHIMIZHU dkk, yang mengadakan penelitian pada tahun 1971 melaporkan bahwa MSG yang diberikan kepada anak ayam yang dicampurkan pada air minumnya menyebabkan matinya anak ayam tersebut disebabkan ginjalnya rusak.
GREENBERG dkk. (1973) melaporkan bahwa tikus kecil yang diberi pakan MSG ketahuan sel-sel darah putihnya berubah berupa sel-sel kanker.
SNAPIR dkk. (1971) melaporkan bahwa anak ayam yang sudah diberi MSG, jumlah sell otaknya berkurang 24% dibanding dengan anak ayam yang normal tanpa diberi MSG.
Institut Penelitian Dan Pencegahan. Untuk Kesehatan Nasional dari Kementrian Kesehatan Jepang sudah mengadakan percobaan dengan jalan memberi larutan MSG 2% terhadap beberapa anak ayam. Ketahuan bahwa anak ayam tersebut semuanya mati.
Sedang yang dilaporkan oleh Baptist (1974) yaitu: MSG di Singapura menyebabkan penyakit radang hati dan menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) bagi anak-anak sekolah. Penelitian di negara kita yang dilakukan oleh Dr. Iwan T. Budiarso yang hasilnya yaitu: anak ayam dan anak bebek yang diberi MSG itu mati. Sedangkan anak ayam yang sudah agak besar seperti yang dibius, jalannya tidak normal, dan rupa-rupa gejala lainnya.
Masih banyak penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa MSG itu positif menimbulkan kelainan terhadap hewan-hewan yang dibuat percobaan.
Sedangkan penelitian yang menyatakan MSG itu tidak menyebabkan mengganggu kesehatan, datangnya dari catatan ilmiah Dr. Achmad Ramli. Ketua Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syara Dep. Kes. R.I. dan Kepala Balai Penelitian Kimia P.N. NUPIKAYASA menyatakan bahwa MSG tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan kalau dalam pemakaiannya sewajarnya.
Tapi ini penelitian pada tahun 1962, peneliti menemukan adanya pengaruh itu pada tahun 1969. Oleh sebab itu tentu peneliti tahun 1962 perlu ditanya akan bonafiditasnya.
WHO pun tidak tinggal diam, hasil penelitian yang berupa rekomendasi yang disampaikan pada sidang CODEX ALIMENTARY COMMISSION (CAC) tahun 1970 menyebutkan bahwa MSG berupa makanan sehari-hari, bisa dipakai paling banyak 6 mg/kg berat badan manusia dewasa. Jadi kalau berat badannya 50 kg, seharinya tidak boleh lebih dari 2 gram.
Di Amerika, dan di Singapura ada peraturan tidak boleh ditambahkan terhadap makanan bayi dan terhadap makanan yang sudah jadi (instant). Makanya harus memakai takaran yang sudah ditentukan dan menyampurkan-nya pun harus dibatasi.
2. Vetsin Merusak Mata
Jika dahulu vetsin alias monosodium glutamate (MSG), alias penyedap rasa memicu kemarahan karena kandungannya yang tercemar babi, kini bahaya lain juga disertakan vetsin. Dari penelitian yang intensif, terbukti, vetsin yang dikonsumsi terus menerus dapat membuat mata kehilangan fungsinya, karena merusak syaraf mata.
Kebiasaan memasak hidangan memakai vetsin memang banyak dilakukan para ibu rumah tangga, dan juga restoran-restoran yang ada di negeri kita. Pro dan kontra pemakaian bumbu penyedap masakan ini masih terus erlangsung. Namun demikian, banyak yang berpendapat bahwa pemakaian dalam jumlah sedikit masih bisa ditolelir. Benarkah? Ternyata, menurut penelitian, sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vetsin tidak baik bagi kesehatan. Dan hal ini telah dibuktikan pada tikus, yang mengalami kerusakan mata akibat terlalu banyak diberi MSG.Peneliti Hiroshi Ohguro dari Universitas Hirosaki, Jepang, setelah melakukan uji coba pada tikus yang diberi makanan yang mengandung MSG kadar tinggi, menemukan bahwa tikus tersebut kehilangan penglihatan, menderita kelainan retina mata dan kerusakan sel-sel saraf mata.
Para peneliti memberikan tiga jenis makanan berbeda selama enam bulan. Tikus-tikus itu dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok tikus yang diberi MSG kadar tinggi, kadar sedang dan tidak diberi MSG sama sekali. Ternyata, tikus yang diberi MSG kadar tinggi, sebagian lapisan syaraf retinal-nya menyempit hingga 75%. Selanjutnya, setelah diukur respon retinalnya terhadap cahaya, tikus-tikus itu juga tidak bisa melihat dengan baik. Tikus yang mendapat MSG sedang, ternyata juga mengalami kondisi sama, tetapi dengan tingkat keparahan yang sedikit lebih rendah. Menurut peneliti, mungkin ini menjelaskan mengapa orang Asia bagian timur banyak yang menderita glukoma. Ini adalah sebuah bentuk penyakit mata yang mengarah pada kebutaan tanpa peningkatan biasa pada tekanan di dalam bolamata. Namun demikian, tingkat kejadian tertinggi mungkin juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Profesor Peng-Tee Khaw, seorang ahli glukoma dari RS Mata Moorfield di London mengatakan, jumlah MSG dalam makanan yang banyak pun sebetulnya jauh lebih tinggi daripada yang dimakan. "Tetapi jika Anda seorang penggemar MSG maka kemungkinan besar Anda berpotensi mempunyai masalah dengan retina mata Anda." Memang, jumlah MSG yang diberikan pada tikus takarannya besar, namun demikian takaran yang sedikit pun lama kelamaan akan mempunyai pengaruh yang sama dalam beberapa dekade mendatang, katanya menambahkan. 3. Pengaruh Vetsin pada Sistem Saraf Manusia!
Diketahui masyarakat ekonomi menengah banyak mengkomsumsi glutamat eksogen berupa garam monosodium glutamat (lebih dikenal dengan vetsin) sebagai penyedap makanan. Sebagian dari mereka sering mengeluh sakit kepala (sefalgia) yang dikenal dengan “CHINESE RESTAURANT SYNDROME “.
Mekanisme depolarisasi membran neuronal (saraf) dibawah pengaruh glutamat sehingga terjadi permeabilitas terhadap ion Na, ion Ca dan air, sehingga terjadi masuknya ion Ca ke sel (peningkatan ion Ca intraseluler), merupakan fase awal dan fase lanjut kematian sel. (The early and late phases of glutamate - like Neurotoxity ).
Mekanisme dipolarisasi ini juga meningkatkan aktifasi mekanisme homeostatik “ATP dependent“ yang menyebabkan energi cadangan neuron berkurang sehingga tidak dapat mempertahankan keseimbangan ion intraseluler dan ektraseluler, sehingga dapat menyebabkan awal kematian sel.
Glutamat banyak terdapat pada protein makanan nabati dan dalam bentuk garam monosodium glutamat digunakan sebagai penyedap makanan (enhancing flavour). Konsentrasi glutamat pada jaringan otak sebesar 10 mm, sebagian besar di “Synaptic Vesicles“. Glutamat endogen ataupun berasal dari eksogen dalam konsentrasi besar merupakan neurotoxin untuk sistim saraf pusat dan ini telah dibuktikan secara histologi oleh Headley and Grillner 1990 .
Heathfield 1990, melaporkan pada penderita “Sporadic Motor Neuron Diseases“ ditemukan toleransi abnormal glutamat dan di dapatkan peningkatan konsentrasi plasma glutamat dengan gejala :
- Kelumpuhan kedua lengan dan atau kedua tungkai
- Gangguan berjalan/sempoyongan
- Gangguan miksi/urine
- Kelainan cairan sumsum tulang belakang ( liquor )
- Reflek fisiologis meningkat
- Pemeriksaan neurofisiologik didapatkan kelainan somato sensorik evoked potensial ( SSEP ).
- Pemeriksaan computed tomogram ( CT ) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah normal.
Sejak tahun 1971, Olney telah melakukan penelitian pengaruh eksogen monosodium glutamat terhadap jaringan otak hypothalamus pada bayi tikus, bayi monyet, ditemukan proses pembengkakan (rapid swelling) dari sel body neuronal dan dendrit diikuti dengan perubahan degeneratif jaringan organel intraseluler dan khromatin nukleus.
Pada tahun 1978, OLNEY mempublikasikan hal tersebut sebagai excitotoxic Hypothesis/Neurotoxicity of Exogenous Glutamate.
Schaumburg dkk 1969, mengobservasi pemakaian eksogen monosodium glutamat pada pemakan“Chinese Food” yang mengeluh sakit kepala disebut sebagai “CHINESE RESTAURANT SYNDROME”, hal ini telah dibukukan dalam “ Wolff’s Headache“ tahun 2001. Walaupun demikian, tahun 1970, Morselli dkk melakukan double–blind trial dengan mengunakan 3 gram monosodium glutamat, tidak menemukan gejala klinis yang bermakna secara uji statistik dibandingkan dengan placebo.
Plaitakis dkk 1982,meneliti pasien-pasien gangguan metabolisme enzim hati (deficiency of hepatic glutamate dehydrogenase) didapatkan peningkatan konsentrasi glutamat plasma yang sangat berhubungan dengan (endogenous glutamate metabolism) kematian sel saraf.
Rothman dkk 1987,dan CHOI dkk 1990, mempublikasikan kerusakan jaringan otak kecil (serebellum ), batang otak (brainstem), sumsum tulang belakang (spinal cord) yang menyerupai seperti kerusakan pada penderita stroke (iskhemia) dan penderita seizure (kejang) yang relevan dengan pengaruh eksogen dan endogen glutamat.
Fungsi otak kecil ( serebellum) pada manusia adalah sebagai pusat keseimbangan tubuh , pusat koordinasi gerak dan pusat menjaga tonus otot.
4. Vetsin Menyebabkan Hipertensi
Di Amerika Serikat, setiap tahunnya hampir setengah jumlah kematian disebabkan oleh faktor kelebihan makan garam (baca natrium /sodium). Dan 1 dari 4 orang Amerika secara tidak sadar ternyata mengidap penyakit hipertensi. Sumber utama natrium atau sodium dinegara negara Barat adalah garam dapur. Akan tetapi di Indonesia, disamping garam dapur dan ikan asin, sumber lain yang lebih potensial adalah monosodium glutamate (MSG/Vetcin). Karena kadar Natrium/sodium dalam 1 gram garam dapur setara dengan kadar natrium/sodium yang terkandung dalam 3 gram (1 sendok teh) MSG/Vetcin. Satu gram garam dapur membuat 1 mangkok sop atau mie menjadi asin, Sebaliknya 3 gram MSG/Vetcin tidak terasa asin, malah terasa lezat dan gurih. Sehingga secara tidak sadar, bisa keracunan natrium atau sodium karena keblabasan menambahakan MSG/Vetcin.
Di Amerika Serikat makanan siap saji untuk bayi dilarang dibubuhi MSG/Vetsin dan pada label harus dicantumkan 3 kata yang besar dan tebal yakni”:NO MSG ADDED”. (Tidak dibubuhi MSG). Apa artinya ini? Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa makin muda umur hewan yang dipakai untuk percobaan MSG makin peka terjadi kerusakan di bagian jaringan otaknya. Jadi sifat keracunan MSG adalah Age Dependent (tergantung umur); makin muda umurnya makin sensitif. Pemerintah sedang mencanangkan program supaya para ibu menyusui bayinya dengan air susu ibu (ASI) sendiri selama 4 bulan penuh. Cara ini terbukti bahwa si bayi menjadi lebih sehat dan jarang sakitan. Makanan tambahan baru dianjurkan setelah si bayi umur 4 bulan. Bagi para ibu di kota kota besar dan berpendidikan serta tahu tentang pengetahuan gizi, tidak ada masalahnya. Karena mereka tahu bagaimana menyediakan makanan tambahan yang bermutu “Empat Sehat, Lima Sempurna”.
Sebaliknya bagi para ibu yang tinggal di pedesaan, pegunungan, ekonominya lemah, kurang pendidikan dan tidak tahu tentang ilmu gizi. Maka sering kali mereka membuat makanan tambahan yang sederhana dan disukai, tetapi tidak ada mutunya.. Seringkali mereka hanya memberikan mie instan atau bubur yang hanya ditaburi bubuk MSG/Vetsin dan kecap atau garam. Karena rasa sudah lezat, dan si bayi bisa makan dengan lahap dan “kenyang”. Padahal menu makanan demikian adalah tidak sehat karena tidak mengandung cukup protein, vitamin, mineral dsb. Jadi anak itu sebetulnya sedang mengalami yang disebut “Starvation in disguise but malnutrition in reality” (Kelaparan yang semu, tetapi mengalami mal nutrisi sejati).
Protein adalah sangat diperlukan untuk pembentukan jaringan otak.
Kalau nanti sudah besar, bisa dibayangkan bagaimana kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang demikian itu? (Ingat di Amerika makanan bayi dilarang
dibubuhi MSG).! Kalau di atas tadi dibahas dari sisi mengenai efek mal nutrusi, bagaimana sekarang dari sisi konsumsi natrium/sodiumnya? Seperti sudah berulang kali diatas dijelaskan 1 gram garam dapur adalah setara dengan 1 sendok teh MSG/
Vetsin. Kalau dari sejak bayi saja sudah mulai dijejel dengan MSG dan terus sampai dewasa, biasanya orang yang sudah biasa mengkonsumsi MSG menjadi toleran dan ingin makan lebih banyak lagi karena sudah kecanduan. Kalau daribbayi terus menerus makan MSG ngetrend (cenderung) seperti sekarang inibdosisnya, tidak mustahil 20 tahun kemudian nanti sebagian besar bayi bayib sudah mulai mengidap hipertensi.
Saya jelaskan pula bahwa garam dapur itu nama kimianya adalah Monosodium Chlorida atau Natrium Chlorida. Dan yang menyebakan Hipertensi
itu adalah akibat makan Monosodium atau Natrium ion-nya. Sekali pun tidak
makan garam, tetapi masakannya tadi dibubuhi MSG, maka berarti masakan tadi
memperoleh Monosodium atau Natrium Ion yang berasal dari MSG (Monosodium
glutamate). Jadi sekali pun tidak makan garam (baca monosodium atau
natriun), maka mereka keracunan monosodium/natrium yang berasal dari
MSG/Vetsin. . Jadi agar supaya obat dokternya mempan dan tekanan darahnya
pulih normal, maka sebaiknya bukan saja mengurangi makan garam, tetapi juga
harus tidak makan MSG/vetsin.
Kesimpulan:
Mengacu pada kenyataan-kenyataan di atas, kita bisa menimbang-nimbang untung dan ruginya menggunakan MSG (vetsin) dalam makanan sehari-hari. Satu hal yang sudah nyata, MSG itu bisa menimbulkan gejala alergi atau keracunan yang disebut Chinese Restaurant Sindrome. Pusing, meula, muntah-muntah, bisa menimbulkan sakit dada seperti yang terserang penyakit jantung. MSG juga akan mengakibatkan hipertensi dan gangguan mata (rabun), juga menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) pada anak.
Saran-saran:
- Jangan terlalu mudah mencampurkan MSG (vetsin) pada makanan, karena makanan kita memakai bumbu tradisional pun sudah terasa enak.
- Mesti hati-hati menggunakan MSG. tidak boleh melebihi takaran yang sudah ditentukan yaitu 6 mg/kg berat badan manusia/sehari buat manusia dewasa.
- Anak kecil atau Ibu yang sedang mengandung, harus hati-hati supaya jauh dari pengaruh negatif.
- Hindari makanan/minuman yang mengandung pengawet, pewarna, esen dan pemanis buatan.
Wallahu a’lam
Referensi Web :
- Judul : Vetsin Pengaruhnya Pada Syaraf Kita.
Alamat : http://abdimedia.com/archives/350
Penulis : Thomas Tjahja T.
- Judul : Vetsin = Pupuk.
Alamat : http://artikel-omahijo.blogspot.com/2008/03/vetsin-pupuk.html
Penulis : Susi Ratnawati
- Judul : Waspadalah,Monosodium Glutamate/Vetsin Faktor Potensial Pencetus Hipertensi Dan Kanker
Alamat : http://ibnu68.wordpress.com/2008/09/04/waspadalahmonosodium- glutamatevetsin-faktor-potensial-pencetus-hipertensi-dan-kanker/
Penulis : Dr. Andreas Harry Sp.S (K),
- Judul : MONO SODIUM GLUTAMAT (MSG)
Alamat : http://temukanakuditong.multiply.com/journal/item/37/M.S.G_Vetsin
Penulis : Dr. Iwan T. Budiarso , DVM, MSc, Phd, APU

Tidak ada komentar:
Posting Komentar